Friday, 22 September 2023 07:12 WIB | OIL |MinyakMinyak WTIMinyak MentahMinyak Brent
Harga minyak menuju kerugian mingguan pertama dalam empat minggu pasca Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga AS lebih lanjut tahun ini, yang mengurangi minat terhadap aset berisiko dan mengalahkan ketegangan fisik di pasar minyak mentah.

Miyak West Texas Intermediate (WTI) stabil di sekitar $90 per barel pada hari Jumat (22/9), dengan penurunan sekitar 1% selama seminggu. Federal Reserve mengindikasikan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, yang mendukung dolar dan mengurangi daya tarik komoditas. Faktor teknis juga telah menunjukkan bahwa kenaikan harga minyak telah berlebihan.

Namun, masih banyak tanda-tanda ketegangan di pasar fisik. Rusia mengumumkan larangan sementara ekspor solar dan bensin pada hari Kamis, yang mengangkat harga bahan bakar. Selain itu, stok minyak mentah AS mengalami penurunan lain, dan perbedaan waktu berjangka minyak yang berlawanan menunjukkan persaingan yang kuat untuk pasokan dalam jangka pendek.

Harga minyak mentah telah menguat pada kuartal ini karena Arab Saudi dan Rusia melanjutkan pembatasan produksi mereka hingga akhir tahun. Prospek permintaan juga telah membaik, dengan pengolah minyak di Tiongkok, yang merupakan pembeli minyak terbesar di dunia, meningkatkan proses pemrosesan minyak mentah ke rekor tertinggi. Latar belakang ini mendorong Chevron Corp. hingga Goldman Sachs Group Inc. untuk memprediksi kembalinya harga minyak $100.

Minyak WTI untuk pengiriman bulan November naik 0,1% menjadi $89,74 per barel pada pukul 8:01 pagi waktu Singapura. Minyak Brent untuk penyelesaian bulan November menambah 0,1% menjadi $93,37 per barel. (Tgh)

Sumber: Bloomberg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *