Friday, 12 January 2024 07:53 WIB | OIL |MinyakOil,
Harga minyak melonjak ketika AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap sasaran pemberontak Houthi di Yaman, sehingga meningkatkan risiko konflik yang lebih luas di Timur Tengah yang dapat mengancam aliran minyak mentah.
West Texas Intermediate naik sebanyak 2,4% mendekati $74 per barel pada hari Jumat (12/1). Presiden Joe Biden mengatakan AS dan sekutunya telah berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran setelah serangkaian serangan yang dilakukan kelompok yang didukung Iran terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Situs radar dan peluncur rudal menjadi sasaran.
Awal pekan ini, kelompok Houthi melancarkan serangan terbesar mereka hingga saat ini terhadap kapal-kapal di jalur perairan utama meskipun ada pasukan angkatan laut pimpinan AS. Hal ini memicu peringatan pembalasan dari Washington. Menambah kekacauan, Iran menyita sebuah kapal tanker di lepas pantai Oman pada hari Kamis.
Ketegangan di Timur Tengah telah meningkat sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada bulan Oktober, dengan kelompok Houthi yang menembakkan rudal ke kapal hampir setiap hari selama dua bulan terakhir. Kelompok tersebut mengatakan mereka tidak akan mundur sampai Israel berhenti memerangi Hamas, yang juga didanai oleh Iran.
Harga minyak telah terpukul sejak awal tahun, sering kali bergerak lebih dari $2 setiap hari tanpa menentukan arah yang jelas. Meskipun pertikaian di Timur Tengah telah mendukung harga minyak mentah, kekhawatiran mengenai meningkatnya pasokan non-OPEC+, pemotongan harga yang besar oleh Arab Saudi, dan meningkatnya stok AS telah membebani harga.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman Februari diperdagangkan 1,7% lebih tinggi pada $73,27 per barel pada pukul 8:44 pagi waktu Singapura. Minyak mentah Brent untuk penyelesaian Maret naik 0,8% menjadi $77,41 per barel pada hari Kamis. (Arl)
Sumber : Bloomberg