Diterbitkan 13/06/2024, 07/30

China telah menyatakan harapannya agar Uni Eropa secara serius mempertimbangkan kembali rencana tarif untuk kendaraan listrik (EV) China, dan menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan langkah yang salah. Komentar tersebut, yang dimuat di outlet berita Xinhua yang didukung oleh pemerintah, mengikuti pengumuman Komisi Eropa baru-baru ini bahwa mereka akan menerapkan bea masuk tambahan hingga 38,1% untuk mobil listrik impor China mulai bulan Juli.

Pemerintah China telah mengindikasikan akan mengambil tindakan untuk melindungi kepentingannya dalam menanggapi tarif tersebut. Komentar Xinhua menyoroti manfaat ekonomi timbal balik dari kerja sama antara China dan Uni Eropa, menekankan keuntungan yang dapat muncul bagi Uni Eropa dengan memanfaatkan kekuatan China di sektor kendaraan listrik.

Tarif yang akan datang dari Komisi Eropa berkisar antara 17,4% untuk BYD (SZ: 002594) hingga 38,1% untuk SAIC Motor Corp Ltd, yang akan diterapkan di atas bea masuk mobil standar 10%. Keputusan ini muncul tidak lama setelah Amerika Serikat mengumumkan niatnya untuk meningkatkan bea masuk mobil listrik China menjadi 100%.

Langkah Uni Eropa ini dipandang sebagai respons terhadap tantangan yang ditimbulkan oleh masuknya mobil listrik China yang lebih murah bagi produsen mobil Eropa. Meskipun kurangnya dukungan untuk tarif dalam industri otomotif Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah menekankan perlunya langkah-langkah untuk mencegah pasar Eropa kewalahan oleh EV China yang disubsidi.

Hubungan perdagangan dan ekonomi antara Uni Eropa dan Cina berada pada titik penting, dengan Xinhua menekankan pentingnya Uni Eropa untuk menunjukkan visi strategis dan jangka panjang. Komentar tersebut juga menyarankan bahwa masih ada kesempatan bagi kedua belah pihak untuk terlibat dalam konsultasi untuk menemukan resolusi yang tepat dan menghindari konsekuensi yang paling parah dari penerapan tarif.

Sikap Komisi Eropa telah dipengaruhi oleh ketergantungan produsen mobil Jerman pada pasar Cina, serta fakta bahwa perusahaan-perusahaan mobil Eropa mengimpor kendaraan buatan Cina mereka sendiri. Situasi ini menyoroti saling ketergantungan yang kompleks dalam industri otomotif global dan keseimbangan hubungan perdagangan yang rumit.

Sumber : investing.com