Diterbitkan 04/07/2024, 05/02

Pasar Asia siap menghadapi potensi volatilitas karena perayaan Hari Kemerdekaan AS diperkirakan akan menghasilkan likuiditas yang lebih tipis pada hari Kamis. Meskipun demikian, latar belakang global tampak positif setelah kenaikan saham yang luas pada hari Rabu, dolar yang lebih lemah, dan penurunan imbal hasil Treasury, yang menandakan pelonggaran kondisi keuangan yang menguntungkan bagi para investor.

Risalah Federal Reserve dari pertemuan kebijakan 11-12 Juni, yang dirilis pada hari Rabu, mengindikasikan bahwa tekanan harga mereda, sejalan dengan komentar terbaru dari Ketua Fed Jerome Powell. Namun, mayoritas peserta rapat juga mengungkapkan kekhawatiran tentang perlambatan aktivitas ekonomi AS, sebuah sentimen yang diperkuat oleh data sektor jasa yang mengecewakan dan penurunan proyeksi pertumbuhan PDB dari Fed Atlanta.

S&P 500 dan Nasdaq mencapai level tertinggi baru karena imbal hasil Treasury turun untuk hari kedua berturut-turut, membatalkan kenaikan yang awalnya dipicu oleh peristiwa di awal minggu.

Di pasar mata uang, yen Jepang mencapai level terendah 38 tahun di sekitar 162,00 per dolar pada hari Rabu, dan para trader mewaspadai intervensi apapun oleh Jepang untuk membendung penurunan mata uangnya, terutama dengan pasar AS yang tutup. Intervensi sebelumnya terjadi pada periode pasar yang kurang likuid, sehingga meningkatkan kewaspadaan para trader.

Aset keuangan Jepang mengalami pergerakan yang signifikan, dengan imbal hasil JGB 10 tahun mencapai 1,10%, spread terlebar dibandingkan imbal hasil JGB dua tahun sebesar 75 basis poin, dan indeks Nikkei mendekati rekor tertinggi yang ditetapkan pada bulan Maret. Pergeseran-pergeseran penting dalam harga aset Jepang ini menunjukkan kemungkinan koreksi pasar.

Kalender ekonomi untuk hari Kamis relatif ringan, menampilkan PMI Hong Kong untuk bulan Juni dan angka-angka perdagangan Australia untuk bulan Mei. Hari Jumat akan menampilkan sejumlah data ekonomi dari seluruh Asia, termasuk laporan inflasi dari Taiwan, Thailand, dan Filipina, data transaksi berjalan Korea Selatan, penjualan ritel Singapura, dan angka belanja rumah tangga Jepang.

Source : Invessting.com