Dolar AS menyentuh level terendah dalam tiga setengah tahun terhadap euro dan pound sterling pada hari Kamis, di tengah aksi jual besar-besaran karena para trader memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih agresif dari perkiraan sebelumnya.
“Pekan ini sepenuhnya tentang The Fed — prospek pelonggaran lebih cepat dan kemungkinan pemangkasan suku bunga yang lebih banyak,” kata Eric Theoret, ahli strategi FX di Scotiabank, Toronto.
Ketua The Fed Jerome Powell dinilai lebih dovish dalam kesaksiannya di hadapan Kongres AS minggu ini. Ia menyatakan bahwa, jika bukan karena ekspektasi inflasi yang lebih tinggi akibat Tarif era Trump, bank sentral kemungkinan akan terus memangkas suku bunga.
Namun, ia tetap menegaskan bahwa The Fed perlu bersikap hati-hati karena diperkirakan tekanan harga akan meningkat pada musim panas ini.
Presiden AS Donald Trump akan mencalonkan Ketua The Fed baru tahun depan yang diperkirakan akan lebih dovish dibanding Powell, yang masa jabatannya berakhir pada Mei.
Pada hari Rabu, Trump menyebut Powell “buruk” dan mengatakan bahwa ia memiliki tiga atau empat calon yang dipertimbangkan untuk posisi puncak di The Fed. The Wall Street Journal melaporkan bahwa Trump bahkan mempertimbangkan untuk memilih dan mengumumkan pengganti Powell pada bulan September atau Oktober.
Analis menyatakan bahwa tokoh pengganti tersebut bisa bertindak sebagai semacam Ketua Bayangan The Fed, yang dapat melemahkan pengaruh Powell sebelum masa jabatannya selesai.
Para trader di Pasar futures suku bunga The Fed kini memperkirakan pemangkasan 65 basis poin hingga akhir tahun, naik dari 46 basis poin pada hari Jumat sebelumnya, dengan pemangkasan pertama diperkirakan terjadi pada bulan September.
Euro terakhir tercatat naik 0,39% ke $1,1705, bahkan sempat menyentuh $1,1744, level tertinggi sejak September 2021. Pound sterling naik 0,45% ke $1,3728, dan mencapai $1,3764, tertinggi sejak Oktober 2021.(yds)
Sumber: Reuters