Dolar AS merosot ke level terendah dalam beberapa tahun pada hari Kamis (26/6), setelah serangan terbaru Presiden Donald Trump terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell memicu kekhawatiran tentang masa depan independensi bank sentral AS.
Pada pukul 04:30 ET (08:30 GMT), Dollar Index, yang mengukur kekuatan Dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,6% menjadi 96,682, menyentuh level terendah sejak awal tahun 2022.
Dolar Tertekan saat Trump Kritik Powell
Ketua The Fed, Jerome Powell, kembali menegaskan sikap hati-hatinya pada hari kedua kesaksiannya di hadapan Kongres. Ia menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga baru akan dilakukan setelah dampak inflasi dari Tarif impor lebih jelas, dengan catatan bahwa Tarif dapat mendorong harga naik lebih dari sekadar lonjakan satu kali.
Pernyataan ini memicu kritik lebih lanjut dari Presiden Trump, yang menyebut Powell “buruk” karena tidak menurunkan suku bunga secara agresif.
Menurut laporan dari Wall Street Journal, Trump bahkan sempat mempertimbangkan untuk memilih dan mengumumkan pengganti Powell pada bulan September atau Oktober, sebagai upaya untuk melemahkan posisinya, meskipun masa jabatan Powell masih berlaku hingga Mei 2026.
Pergerakan Mata Uang Global:
EUR/USD melonjak 0,4% ke 1,1706, tertinggi sejak September 2021.
GBP/USD naik 0,6% ke 1,3748, tertinggi sejak Januari 2022, didorong oleh keraguan investor terhadap dominasi Dolar sebagai mata uang cadangan global.
Di Asia, USD/JPY turun 0,9% ke 143,97, karena yen Jepang menguat berkat aksi jual Dolar, sementara fokus Pasar tertuju pada data inflasi Tokyo yang akan dirilis Jumat.
Data inflasi ini kemungkinan akan menjadi pertimbangan penting bagi Bank of Japan dalam mengambil keputusan untuk menaikkan suku bunga, di tengah meningkatnya tekanan harga yang mendorong spekulasi bahwa kenaikan sudah dekat.
Sumber: Reuters