Harga Minyak dunia kembali menguat pada Kamis (27/6), didorong oleh dua faktor utama: pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menegaskan tekanan terhadap Iran akan terus berlanjut, serta laporan penurunan signifikan pada stok Minyak mentah AS. Minyak mentah Brent diperdagangkan mendekati $68 per barel setelah naik 0,8% pada Rabu, sementara West Texas Intermediate (WTI) juga naik ke kisaran $65 per barel.
Trump menegaskan bahwa strategi “tekanan maksimum” terhadap Iran tetap berjalan, meskipun gencatan senjata dengan Israel telah meredakan ketegangan di Timur Tengah. Ia juga menyebut akan ada pembicaraan dengan Iran minggu depan, tetapi tetap menyoroti bahwa sanksi AS belum berhasil menghentikan ekspor Minyak Iran ke negara seperti China. “Jika mereka akan menjual Minyak, mereka akan menjual Minyak,” ujarnya dalam konferensi pers di Den Haag.
Di sisi lain, data dari Pemerintah AS menunjukkan bahwa persediaan Minyak mentah menyusut selama lima minggu berturut-turut, turun 5,84 juta barel ke level musiman terendah dalam 11 tahun. Persediaan di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, juga tercatat turun selama tiga minggu terakhir. Penurunan stok ini menunjukkan adanya permintaan yang kuat, yang turut mendukung kenaikan harga Minyak di tengah kekhawatiran pasokan global yang mulai mereda pasca-gencatan senjata.
Ke depan, perhatian Pasar akan tertuju pada pertemuan OPEC+ pada 6 Juli mendatang, yang akan membahas kebijakan produksi untuk bulan Agustus. Rusia disebut terbuka terhadap kemungkinan peningkatan produksi jika dianggap perlu. Namun, analis memperingatkan bahwa dengan mulai meredanya ketegangan geopolitik, fokus Pasar bisa segera beralih ke potensi kenaikan pasokan dan hambatan permintaan global. Meski begitu, analis Zhou Mi menilai bahwa stok rendah dan keketatan musiman dapat menahan tren penurunan harga Minyak dalam waktu dekat.
Sumber: (ayu-newsmaker)