Dolar Amerika Serikat (USD) masih kesulitan menarik minat beli pada perdagangan awal Jumat (27/6), dengan Indeks Dolar tetap berada di zona negatif di bawah 97,50 setelah mencatat pelemahan selama empat hari berturut-turut.
Pada paruh kedua hari ini, Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) akan merilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Mei, yang merupakan tolok ukur inflasi favorit Federal Reserve (The Fed). Suasana Pasar yang cenderung menyukai risiko serta data ekonomi AS yang beragam menyebabkan USD terus melemah terhadap mata uang pesaingnya pada Kamis. BEA melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) AS menyusut 0,5% secara tahunan pada kuartal pertama, lebih buruk dari perkiraan Pasar dan estimasi sebelumnya sebesar -0,2%.
Namun di sisi lain, pesanan barang tahan lama naik lebih tinggi dari perkiraan pada Mei, sementara klaim awal tunjangan pengangguran mingguan turun menjadi 236.000 dari 245.000 di pekan sebelumnya. Sentimen positif ini mendorong indeks utama Wall Street naik sekitar 1% pada Kamis. Pada sesi Eropa hari Jumat, kontrak berjangka indeks saham AS diperdagangkan sedikit lebih tinggi.
Sementara itu, dari Jepang, data menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) Tokyo naik 3,1% secara tahunan pada bulan Juni, melambat dari kenaikan 3,4% di bulan Mei. Setelah turun lebih dari 0,5% pada Kamis, pasangan USD/JPY bergerak dalam kisaran sempit di sekitar 144,50 pada Jumat.
Sumber: FXstreet