newsmaker.id

Pasar saham Asia dibuka tanpa arah yang jelas pada Rabu (6/8), setelah data sektor jasa AS yang melemah memicu ketidakpastian tentang arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. Indeks Nikkei 225 bergerak datar, saham Korea Selatan melemah, sementara bursa Australia mencatat kenaikan. Indeks MSCI Asia Pasifik naik tipis 0,2%, sementara dolar AS sedikit melemah dan imbal hasil obligasi AS stabil setelah turun pada sesi sebelumnya.

Fokus investor tertuju pada China setelah Presiden Donald Trump menyatakan “sangat dekat” dengan kesepakatan dagang dengan Beijing. Di sisi lain, Wall Street kehilangan momentum menjelang rekor tertinggi baru pada Selasa malam, meskipun Advanced Micro Devices memberikan proyeksi penjualan yang lebih baik dari perkiraan, namun tetap mewaspadai akses pasar China. Saham Super Micro Computer justru merosot setelah laporan keuangan mengecewakan.

Ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed menjadi sorotan utama pasar. Data terbaru menunjukkan sektor jasa AS stagnan pada Juli, dengan perusahaan mengurangi tenaga kerja karena lemahnya permintaan dan biaya yang meningkat. Hal ini menambah kecemasan investor setelah sebelumnya data ketenagakerjaan dan konsumsi juga menunjukkan pelemahan.

Sementara itu, Presiden Trump mengancam akan menaikkan tarif pada negara-negara yang membeli energi dari Rusia, termasuk China, serta menambahkan tarif baru untuk produk semikonduktor dan farmasi dalam waktu dekat. Swiss juga tengah berupaya menegosiasikan tarif 39% yang baru diberlakukan AS, sementara India bersiap mengumumkan keputusan suku bunga di tengah tekanan ekonomi global.

Sumber: newsmaker.id