Wednesday, 27 September 2023 10:22 WIB | OIL |MinyakOil,
Harga minyak naik pada hari Rabu (27/9) disaat pengetatan pasar melebihi penguatan dolar dan sentimen penghindaran risiko (risk-off) yang lebih luas yang didorong oleh prospek suku bunga yang lebih tinggi.
West Texas Intermediate naik mendekati $91 per barel setelah berakhir 0,8% lebih tinggi pada hari Selasa. Premi untuk barel jangka pendek AS mendekati level tertinggi dalam lebih dari satu tahun, yang menunjukkan adanya defisit. Data resmi yang dirilis pada hari Rabu mungkin mengkonfirmasi penurunan persediaan minyak mentah di tempat penyimpanan penting AS.
Harga minyak berjangka diperkirakan mengalami lonjakan kuartalan terbesar sejak awal tahun 2022 karena OPEC memperkirakan akan terjadi kekurangan sebanyak 3 juta barel per hari mulai bulan Oktober akibat pengurangan pasokan oleh Arab Saudi dan Rusia. Meskipun kenaikan tersebut telah menghidupkan kembali pembicaraan mengenai harga minyak mentah senilai $100, namun kenaikan tersebut terhenti selama seminggu terakhir, dan para analis termasuk Eurasia Group telah memperingatkan bahwa kartel dan sekutunya mungkin perlu memperpanjang pembatasan tersebut pada tahun depan untuk menjaga harga agar tidak jatuh.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman November naik 0,8% menjadi $91,14 per barel pada pukul 11:04 waktu Singapura.
Minyak mentah Brent untuk penyelesaian bulan November naik 0,8% menjadi $94,75 per barel.
Pada hari Selasa, American Petroleum Institute yang didanai industri melaporkan bahwa persediaan di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma, kembali menurun pada minggu lalu, meskipun persediaan secara nasional meningkat, menurut seseorang yang mengetahui data tersebut. Perkiraan terpisah dari AlphaBBL Corp. juga menunjukkan penurunan di Cushing, dimana kepemilikan saham telah merosot ke level terendah sejak pertengahan tahun 2022.
Reli mata uang AS membuat minyak lebih mahal bagi banyak pembeli. Nilai tukar dolar telah meningkat lebih dari 5% sejak pertengahan Juli ke level terkuat sejak awal Desember. (Arl)
Sumber : Bloomberg