Thursday, 15 August 2024 07:24 WIB | GOLD |GOLDEMAS

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan sejumlah strategi pemerintah untuk bisa mencapai Indonesia Emas di bidang energi, di antaranya dengan mengoptimalkan industri minyak dan gas.

“Tiga strategi utama yang dapat diterapkan untuk memastikan keseimbangan keamanan energi, dampak ekonomi, dan keberlanjutan bagi Indonesia,” kata Luhut saat menjadi pembicara dalam kegiatan Supply Chain & National Capacity (SCM) Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu.

Menko Marves merinci, tiga strategi tersebut pertama mengoptimalkan industri minyak dan gas. Kedua, memperluas pemanfaatan biofuel. Ketiga, rantai pasokan domestik.

“Strategi-strategi ini bertujuan agar Indonesia mewujudkan keamanan, dampak ekonomi, dan keberlanjutan dalam sistem energi nasional. Pemerintah telah menerjemahkan strategi-strategi ini ke dalam program dan pencapaian nyata,” jelas Menko Marves.

Terkait optimalisasi minyak dan gas, pemerintah saat ini sedang menangani 11 permasalahan utama minyak dan gas melalui satuan tugas lintas kementerian untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi tekanan fiskal.

Ia menyampaikan, masalah-masalah itu telah menghambat kinerja peningkatan sektor minyak dan gas, merugikan ketahanan energi, dan beban fiskal Indonesia akibat impor minyak yang berlebihan.

“Satgas ini akan menyelesaikan permasalahan di industri hulu migas, mulai dari bagaimana kita bisa mempercepat eksplorasi baru, hingga bagaimana kita bisa mengintensifkan pengembangan dan produksi ladang migas,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga sedang fokus pada Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mengurangi intensitas karbon di hulu minyak dan gas serta sektor lain dengan emisi tinggi lainnya.

Di kawasan Asia Pasifik, lanjut Menko Marves, Indonesia memiliki kapasitas penangkapan karbon terbesar ketiga yaitu 600 giga ton, tepat di belakang China dan Australia.

Implementasi pada sektor-sektor lain yang mempunyai emisi tinggi untuk mengurangi jejak karbon produk demi akses berkelanjutan terhadap pasar-pasar yang sensitif terhadap karbon.

Sumber : Antaranews.com