Dolar Australia (AUD) terus melemah terhadap Dolar AS (USD) pada hari Senin (23/6), memperpanjang penurunan untuk hari ketiga berturut-turut. Pelemahan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang menekan sentimen risiko global dan mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti Dolar AS. Pasangan mata uang AUD/USD tercatat bergerak mendekati level terendah harian, mencerminkan tekanan jual yang kuat terhadap mata uang komoditas tersebut.
Penurunan AUD terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Sabtu malam bahwa Amerika Serikat telah menghancurkan tiga fasilitas nuklir Iran Fordow, Natanz, dan Isfahan dalam serangan yang disebut terkoordinasi dengan Israel. Serangan ini memicu kekhawatiran global, terutama setelah Parlemen Iran dilaporkan menyetujui langkah untuk menutup Selat Hormuz, jalur utama ekspor Minyak dunia. Meski Iran sebelumnya telah beberapa kali mengancam menutup selat tersebut, ini adalah pertama kalinya parlemen menyetujui tindakan konkret, menurut laporan Reuters.
Dari sisi domestik, data ekonomi Australia yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan hasil yang relatif stabil. PMI Manufaktur awal untuk bulan Juni tetap di level 51,0, menunjukkan ekspansi moderat. Sementara itu, PMI Jasa mencatat kenaikan tipis menjadi 51,3 dari 50,6, dan PMI Komposit meningkat ke 51,2 dari 50,5. Meski data menunjukkan aktivitas ekonomi yang masih tumbuh, ketegangan eksternal tetap menjadi faktor utama yang membebani AUD.
Dengan latar belakang geopolitik yang memanas dan ketidakpastian Pasar global, AUD diperkirakan masih akan menghadapi tekanan dalam jangka pendek. Investor kini menanti respons lanjutan dari Iran serta langkah diplomatik atau militer tambahan dari AS dan sekutunya. Sementara itu, data ekonomi tambahan dari AS minggu ini—termasuk PMI dan penjualan rumah akan turut memengaruhi arah pergerakan AUD/USD selanjutnya.(ayu)
Sumber: newsmaker