Harga Emas batangan bergerak melemah dan diperkirakan mencatat kerugian mingguan kedua berturut-turut setelah Pasar global menunjukkan pemulihan selera risiko. Gencatan senjata antara Israel dan Iran telah mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti Emas. Pada hari Jumat (28/6), harga Emas turun lebih dari 1% ke sekitar $3.291 per ons, dan turun lebih dari 2% selama sepekan.
Penurunan harga Emas dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik, terutama setelah para pemimpin Israel dan Iran sepakat menghentikan konflik yang berlangsung hampir dua pekan. Pasar juga semakin optimis terhadap prospek dagang, setelah Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan bahwa AS dan Tiongkok telah mencapai kesepahaman perdagangan, serta adanya rencana Gedung Putih untuk menjalin kesepakatan dengan 10 mitra dagang utama. Hal ini memperkuat sentimen positif dan menekan permintaan terhadap logam mulia.
Meski begitu, Emas masih mencatat kenaikan lebih dari 25% sepanjang tahun ini, dan tetap berada hanya sekitar $200 dari rekor tertingginya di bulan April. Dukungan terhadap harga Emas juga berasal dari pembelian besar-besaran oleh bank sentral global serta ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi pendorong positif untuk harga Emas karena menurunkan opportunity cost kepemilikan.
Pada pukul 13:07 waktu Singapura, harga Emas turun ke $3.294,47 per ons, sementara indeks Bloomberg Dollar Spot naik tipis 0,1%. Di antara logam mulia lainnya, Perak turut melemah, sementara paladium mencatat kenaikan sekitar 9% sepanjang minggu. Platinum sempat menyentuh level tertingginya dalam lebih dari satu dekade sebelum mengalami koreksi harga.
Sumber: (ayu-newsmaker)