Dolar AS terdorong naik terhadap yen namun kesulitan untuk pulih terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu, seiring investor mulai beralih ke aset berisiko pasca tercapainya gencatan senjata rapuh antara Israel dan Iran.
Pasar global mulai menunjukkan stabilitas kembali, dengan indeks saham global mencetak rekor tertinggi semalam menyusul diberlakukannya gencatan senjata yang dimediasi Presiden AS Donald Trump antara Iran dan Israel.
Kedua musuh lama di Timur Tengah itu memberi sinyal bahwa perang udara di antara mereka telah berakhir—setidaknya untuk sementara—setelah Trump secara terbuka mengecam kedua belah pihak atas pelanggaran terhadap gencatan senjata yang ia umumkan.
Para investor sebelumnya memborong Dolar sebagai aset safe haven selama 12 hari konflik antara Israel dan Iran, termasuk saat AS membombardir fasilitas pengayaan uranium milik Iran. Namun setelah kabar gencatan senjata, Dolar langsung dibuang secara masif.
Euro tetap stabil di $1,1605, masih berada di dekat level tertingginya sejak Oktober 2021. Poundsterling juga bertahan di $1,3608, mendekati level tertinggi sejak Januari 2022. Meski gencatan senjata ini dinilai masih rapuh, investor tampaknya menyambut baik adanya jeda ketegangan.
“Pasar saat ini tampak terlalu santai menghadapi risiko-risiko penurunan,” kata Joseph Capurso, Kepala Ekonomi Internasional dan Berkelanjutan di Commonwealth Bank of Australia.
Untuk mata uang lainnya, franc Swiss — yang pada Selasa sempat menyentuh level tertinggi dalam 10,5 tahun — melemah, memberi ruang bagi Dolar untuk naik 0,16% ke 0,8064 franc.
Kenaikan Dolar paling signifikan terjadi terhadap yen, naik 0,6% menjadi 145,74. Beberapa pembuat kebijakan Bank of Japan menyerukan agar suku bunga tetap dipertahankan dalam waktu dekat karena ketidakpastian dampak Tarif AS terhadap ekonomi Jepang, menurut ringkasan rapat kebijakan bulan Juni yang dirilis Rabu.
Terhadap sejumlah mata uang utama, Dolar naik tipis 0,1% ke level 98,1.
Sementara pada Selasa, Ketua Federal Reserve Jerome Powell tetap dengan pendekatan hati-hatinya dan menegaskan kembali bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, dalam kesaksiannya di hadapan Kongres. Namun pernyataan tersebut tidak banyak mengubah ekspektasi Pasar yang masih memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 18% pada Juli, menurut alat CME FedWatch.(yds)
Sumber: Reuters